Proses Terjadinya Gunung Meletus dan Faktor Pemicunya
Proses Terjadinya Gunung Meletus, Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia. Posisi geografis Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama — Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik — menjadikan negeri ini sangat rawan terhadap aktivitas vulkanik. Tak heran jika letusan gunung berapi kerap terjadi di berbagai wilayah Nusantara.
Menurut buku Gunung Berapi di Indonesia karya Eko Titis Prasongko, S.Pd (2020), tercatat ada sekitar 500 gunung di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 129 merupakan gunung api aktif, dan sekitar 70 di antaranya terpantau sering mengalami erupsi. Penyebaran gunung-gunung berapi ini meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia, dari Sumatera hingga Papua.
Apa Itu Proses Gunung Meletus?
Gunung meletus atau erupsi gunung berapi adalah peristiwa alam di mana material dari dalam perut bumi seperti magma, gas, dan abu vulkanik dikeluarkan melalui kawah gunung. Proses ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui tahapan yang cukup kompleks.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai proses terjadinya gunung meletus:
1. Pengendapan Magma di Perut Bumi
Proses awal dimulai dari terbentuknya magma, yaitu bebatuan cair yang sangat panas yang berada jauh di dalam lapisan bumi. Magma terbentuk karena suhu tinggi di dalam bumi, khususnya di lapisan mantel.
Akibat tekanan dan suhu yang ekstrem, bebatuan mulai mencair dan membentuk kantong magma. Semakin lama, tekanan di dalam kantong magma ini meningkat karena terus terakumulasi oleh gas-gas yang terbentuk bersamaan.
2. Terbentuknya Gas Bertekanan Tinggi
Gas yang bertekanan tinggi terbentuk seiring meningkatnya suhu dan aktivitas kimia di sekitar magma. Gas ini kemudian bercampur dengan magma dan membentuk campuran yang sangat eksplosif. Campuran inilah yang nantinya menjadi kekuatan utama dalam mendorong magma ke permukaan bumi.
Gas-gas tersebut bisa berupa uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida, dan gas lainnya yang sangat panas dan berbahaya.
3. Magma Terdorong ke Permukaan
Tekanan dari gas yang bercampur dengan magma semakin lama semakin besar, hingga akhirnya mendorong magma ke atas melalui celah atau retakan di kerak bumi. Ketika tekanan sudah tidak bisa ditahan lagi, maka terjadilah letusan atau erupsi.
Magma yang keluar dari kawah gunung disebut lava. Lava ini sangat panas dan bisa menghancurkan apapun yang dilaluinya. Selain itu, letusan juga bisa menghasilkan abu vulkanik, batuan pijar, serta awan panas yang sangat mematikan.
Faktor-Faktor yang Memicu Gunung Meletus
Letusan gunung berapi tidak hanya dipicu oleh akumulasi magma dan gas saja. Berikut adalah beberapa faktor lain yang bisa memicu terjadinya gunung meletus:
-
Kenaikan Aktivitas Seismik (Gempa Vulkanik)
Gempa vulkanik merupakan pertanda awal bahwa ada pergerakan magma di dalam perut bumi. Semakin sering dan besar gempa yang terjadi, maka kemungkinan meletusnya gunung semakin tinggi. -
Pergerakan Tektonik
Pergerakan lempeng bumi atau aktivitas tektonik bisa menciptakan tekanan tambahan yang menyebabkan magma terdorong keluar. Pergerakan ini bisa berupa tumbukan, pergeseran, atau penekanan antar lempeng bumi. -
Struktur Gunung yang Rapuh
Jika struktur gunung tidak cukup kuat menahan tekanan dari dalam, maka kemungkinan terjadinya letusan akan lebih besar. Keretakan atau rekahan pada gunung bisa menjadi jalan keluar magma dan gas.
Penutup
Proses terjadinya gunung meletus adalah fenomena alam yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor internal bumi. Meski berbahaya, letusan gunung juga memberikan manfaat, seperti menyuburkan tanah dan membentuk lanskap baru. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah rawan letusan untuk selalu waspada dan mengikuti informasi dari lembaga resmi seperti PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
Baca Juga : 5 Imbas Musibah Alam pada Lingkungan di Seluruh Dunia.